Langsung ke konten utama

Menantang atau Susah?

Singkat cerita aku dulu udah pindah dari flat yang dipilihkan oleh aiesec karena tempatnya yang kurang nyaman, aku akhirnya pindah di suatu keluarga muslim untuk menyewa 1 kamarnya dari bulan Mei. Disaat sudah mulai nyaman, Allah mulai memberiku bumbu-bumbu tantangan lagi di India ini. Pemilik dari flat tersebut akan menjual rumahnya, otomatis aku pun harus segera pindah. Salah satu teman merekomendasikan suatu tempat yang bisa aku tinggali. Aku langsung hubungi pemiliknya dan langsung cek ke tkp. Tempatnya cukup bersih dan aku hanya berdua dalam satu kamar. Tapi dasar memang dia otak bisnis curang dia bilang kalau dia tinggal sendirian di ruang tamu, dan ada 1 kamar lagi dihuni oleh 4 orang. Tepat tanggal 17 september, aku pun pindah. Namun semua tak sesuai kenyataan. Ternyata yang tinggal dalam rumah itu ada 9 orang. 4 orang dikamar belakang, aku dan 1 orang lagi di kamar depan, dan masih ada 3 orang yang tidur di ruang tamu. Memang itu bukan masalah yang besar, tapi ada masalah yang paling besar yaitu masalah air. Pada saat pertama aku datang, dia bilang everything is fine. Di hari pertama, aku udah diuji dengan air. Air datang jam 8, dan mereka menampungnya di banyak ember. Tapi itu gak pernah cukup karna kita 9 orang. Belum lagi aku yang selalu kehabisan air di pagi hari. Bagaimana tidak, aku harus berangkat jam setengah 8 pagi sedangkan air datang jam 8 pagi. Aku makin gak tahan, karna pemiliknya yang rewel dan selalu menghitung hitung air. Dia bilang kalo aku hampir setiap jam ke kamar mandi ke teman aku, tapi untungnya teman-temanku disana baik, mereka mengerti keadaanku karna harus wudhu dan emang foreigner. Aku semakin gak tahan, I have to move from this bloody flat soon!

Mencari flat itu gak semudah menemukan sampah dan ludah di India. Karna di daerahku masih kota yang berkembang di Mumbai akan sangat susah untuk mencari PG (paying guest) kalo di Indonesia sama seperti kost hanya disini kita harus berbagi kamar karna saking banyaknya orang di India khususnya di Mumbai. Terlalu banyak rasis, terlalu banyak PG yang didalamnya melakukan pekerjaan yang haram, atau bahkan yang jobless atau yang memiliki masalah dengan keluarganya, orang-orang seperti ini akan banyak di jumpai di dalam PG. memang ada PG yang bagus dan berkualitas dan hanya memilih otrang-orang yang baik dan pekerjaan yang baik, tapi itu sangat jarang di daerah tempat aku tinggal (read: Mira Road) sempat aku putus asa, tapi bukan aku namanya kalo terus berusaha sampai aku benar-benar mendapatkannya. Akhirnya aku menemukan flat yang baru, aku masih orang pertama yang akan tinggal disitu. Flat tersebut di kawasan yang cukup elite, good society, bersih, aman, dan yang terpenting PG tersebut legal dan hanya boleh dihuni oleh orang-orang yang mempunyai pekerjaan yang jelas dengan air yang mencukupi. 1 minggu lagi aku akan segera pindah, jadi dalam seminggu ini aku masih harus berjuang hidup kekurangan air. Tetap positif thinking mungkin Allah sedang mengujiku agar merasakan bagaimana rasanya hidup dengan air yang terbatas, karna memang kalau di rumah aku sering buang-buang air hehe.

Kalau pagi aku sering mandi dengan air yang paling cuma 1 ember kecil, atau dengan air galon. Bahkan pergi ke KFC sendirian dan mandi disana, udah pernah dilakuin waktu sore hahaha. Pernah sesekali karna memang gak ada air sama sekali, aku pergi ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Aku sampai di sekolah jam 07.20 dan ternyata di sekolah semua pintu kelas masih dikunci, semua pintu kamar mandi masih dikunci, alhasil gagal lah rencanaku untuk mandi, lemas dan gak berenergi sepanjang hari. Kalau berangkat kerja tapi gak mandi rasanya itu gak enak banget ya kan?

Sekarang ini aku harus rajin menyemangati diri sendiri, 3 bulan lagiiiiiiiiiiiiiii cuyyy…
Pesannya jangan cepat percaya dengan orang lain, dan kalau memutuskan untuk ke India harus hati-hati dengan orang-orangnya. Aku diceritain sama orang India itu sendiri kalau kebanyakan disini hanya makan uang aja tapi untuk kasih fasilitas mereka masih eman-eman. Kalian akan menemukan berbagai macam orang di Mumbai yang kadang buat kita berfikir “kok ada yah orang kaya gitu”. Dan jangan sampai percaya banget dengan orang-orang disini karna mereka kalau menjanjikan sesuatu gak pernah ditepati pada waktunya. Misal mereka bilang “oh iya besok saya sediakan”, besoknya mereka itu bisa jadi 1 minggu lagi atau bahkan 1 bulan lagi. Aku sendiri sering mengalami dan itu pun pesan dari orang India itu sendiri kalau kita jangan sampai percaya banget. Tetap ramah sama semua orang, ini negara orang lain karna setiap tindakan kita di luar negeri akan selalu merepresentasi kan negara kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Birth of Aliya ( Kehamilan Dengan Rhesus Negatif )

 Kehamilan kedua ini aku ketahui waktu kita bertiga aku suami dan anak pertamaku rania pulang mudik ke Indonesia. Kehamilan kali ini memang kita rencanakan dan alhamdulillah langsung dikasih sm Allah. Bisa dibilang dari awal kehamilan sampai trimester ketiga semua berjalan dengan lancar sampai suatu ketika pada usia kemahilan 7 bulan tes darah aku mengatakan kalau hasil indirect coomb test positif Yang artinya tubuh aku membentuk antibodi yg bisa jadi menyerang sel darah janin. Kenapa itu bisa terjadi? Singkat cerita golongan darahku O dengan rhesus negatif dan golongan darah suamiku O dengan rhesus positif. Orang yg berrhesus negatif di dunia ini hanya 25% terlebih di Indonesia hanya 1% Qodarullah aku diberkahi dengan rhesus negatif. Jadi saat rhesus negatif bertemu dgn rhesus positif kemungkinan besar janin akan mengikuti rhesus ayahnya yaitu positif. Ini menyebabkan adanya ketidakcocokan rhesus antara aku dan bayiku sehingga tubuhku memproduksi antibodi karena menganggap bayi dalam

Pengalaman Hamil dan Melahirkan di India

Bismillah... Kalo dulu aku pernah nulis tentang pengalaman ngajar di Mumbai, atas takdir Allah sekarang aku malah nulis pengalaman hamil dan melahirkan di tempat ini lagi yang pernah aku tinggali selama setahun. Singkat cerita aku menikah dengan orang yang bekerja di Mumbai jadi aku pun harus ikut suamiku tinggal disini, kami menikah pada bulan desember 2018, Januari kami sudah tinggal bersama. Sebelum berangkat ke Mumbai aku kena flu sampai tiba di Mumbai gak kunjung sembuh walaupun udah minum obat. Waktu itu aku belum curiga apa-apa. Pertengahan bulan januari aku iseng testpack hasilnya 2 garis merah, waktu itu perasaanku sudah campur aduk, apa bener aku hamil?? Secepat ini Allah kasih kepercayaan ke kami. Sore itu selepas suami pulang aku langsung tunjukan hasil testpack, ia pun senyum-senyum bahagia dan tak lupa mengucap syukur alhamdulillah kami diberi kepercayaan secepat ini, seminggu setelah itu aku coba untuk testpack lg untuk meyakinkan dan hasilnya sama alhamdul

Setelah Hampir 5 Bulan di Tanah Air Tercinta

Tak terasa waktu seakan begitu cepat di Indonesia, senang rasanya dapat berkumpul lagi dengan keluarga, dan orang tersayang lain. Masih teringat jelas saat aku pulang dari India tepatnya tanggal 24 Desember 2017. Saat itu pesawatku akan terbang jam 11 malam dari Mumbai airport. Rasanya campur aduk.. senang, sedih, bahagia, dan tidak percaya. Tidak percaya akhirnya aku dapat menyelesaikan ini 1 tahun. Saat hari terakhir di sekolah tanggal 17 Desember 2017 kebetulan hari itu hari terakhir sekolah sebelum hari libur natal dan tahun baru, jadi mereka juga merayakan natal disana. India adalah Negara dengan berjuta perayaan, hampir semuanya mereka rayakan. Hari itu sekolahku mengadakan secret santa tukar kado untuk guru-guru lain tanpa tahu siapa yang memberi. Dan kebetulan aku kebagian koordinatorku orang yang awalnya paling aku sebelin di sekolah hehe. Aku gak merayakan natal aku pun tak memakai baju merah seperti yang sudah kepala sekolah tentukan waktu itu. Aku memakai baju coklat d